Software Development Model: Kelebihan dan Kekurangan V Model, RAD Model, dan Spiral Model

Oleh: Naufal Fawwaz Andriawan  

    Pada pembahasan sebelumnya, penulis membahas mengenai Incremental Model dan Concurrent Development Model atau CDM, nah pada kesempatan kali ini, penulis ingin membahas mengenai apa saja kelebihan dan kekurangan menggunakan Software Development Model lainnya, yaitu V Model, RAD Model, dan Spiral Model. Langsung saja kita mulai masuk ke materi nya.

V Model

    Yang pertama adalah V Model, V Model merupakan perluasan dari model Waterfall karena mempunyai tahapan yang mirip dengan perluasan model Waterfall. Model Waterfall merupakan model yang melakukan pendekatan pada perkembangan Software secara sistematis dan sekuensial (berurutan) mulai dari communication sampai dengan tahap development.

    Kelebihan V Model:
  1. Bahasa yang digunakan untuk mempresentasikan konsep V model menggunakan bahasa formal.
  2. Meminimalisir kesalahan pada hasil akhir karena ada test pada setiap proses nya.
  3. Penyesuaian yang cepat pada project baru.
  4. Memudahkan dalam pembuatan dokumen project.
  5. Biaya yang murah dalam perawatan dan modifikasinya.
  6. V Model sangat fleksibel.
    Kekurangan V Model:
  1. V Model hanya difokuskan pada proyeknya saja, bukan pada keseluruhan organisasi. V Model adalah proses model yang hanya dikerjakan sekali selama project saja, bukan keseluruhan organisasi.
  2. V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa aktivitas dalam V Model yang digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang termasuk dalam aktivitas tersebut dan yang tidak.

RAD Model

   RAD atau Rapid Application Development merupakan gabungan dari bermacam-macam teknik terstruktur dengan teknik prototyping dan teknik pengembangan joint application untuk mempercepat pengembangan sistem/aplikasi (Bentley, 2004).

          Kelebihan RAD Model:
  1. Penghematan waktu dalam keseluruhan fase projek dapat dicapai.
  2. RAD mengurangi seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan biaya projek dan sumberdaya manusia.
  3. RAD sangat membantu pengembangan aplikasi yang berfokus pada waktu penyelesaian projek.
  4. Perubahan desain sistem dapat lebih berpengaruh dengan cepat dibandingkan dengan pendekatan SDLC tradisional.
  5. Sudut pandang user disajikan dalam sistem akhir baik melalui fungsi-fungsi sistem atau antarmuka pengguna.
  6. RAD menciptakan rasa kepemilikan yang kuat di antara seluruh pemangku kebijakan projek.

        Kekurangan RAD Model:
  1. Dengan metode RAD, penganalisis berusaha mepercepat projek dengan terburu-buru.
  2. Kelemahan yang berkaitan dengan waktu dan perhatian terhadap detail. Aplikasi dapat diselesaikan secara lebih cepat, tetapi tidak mampu mengarahkan penekanan terhadap permasalahan-permasalahan perusahaan yang seharusnya diarahkan.
  3. RAD menyulitkan programmer yang tidak berpengalaman menggunakan prangkat ini di mana programmer dan analyst dituntut untuk menguasai kemampuan-kemampuan baru sementara pada saat yang sama mereka harus bekerja mengembangkan sistem.

Spiral Model

    Model Spiral merupakan penggabungan dari model prototyping dan model waterfall. Model prototyping yang fokus pada penyajian atau presentasi kepada user dengan format input dan output kemudian perangkat lunak akan dievaluasi. Metode waterfall yang fokus kepada proses pengembangan perangkat lunak yang sistematis atau berurutan.

    Kelebihan Spiral Model:
  1. Setiap tahap pengerjaan dibuat prototyping sehingga kekurangan dan apa yang diharapkan oleh user dapat diperjelas dan juga dapat menjadi acuan untuk user dalam mencari kekurangan kebutuhan.
  2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
  3. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer. 
  4. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
  5. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
  6. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif.
  7. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
 
    Kekurangan Spiral Model:
  1. Banyak konsumen (Client) tidak percaya bahwa pendekatan secara evolusioner dapat dikontrol oleh kedua pihak. Model spiral mempunyai resiko yang harus dipertimbangkan ulang oleh konsumen dan developer.
  2. Memerlukan tenaga ahli untuk memperkirakan resiko, dan harus mengandalkannya supaya sukses.
  3. Belum terbukti apakah metode ini cukup efisien karena usianya yang relatif baru.
  4. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
  5. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.

Referensi

School of Information Systems. (2019). Pengembangan Sistem Spiral Model. [online] Available at: https://sis.binus.ac.id/2019/04/29/pengembangan-sistem-spiral-model/ [Accessed 16 Sep. 2019].

Komentar

Most Popular